Definisi
Merupakan blok PL/SQL yang memiliki fungsi hampir sama dengan procedure maupun function , hanya saja, jika procedure atau function dijalankan secara eksplisit lewat pemanggilan procedure atau function tersebut, sedangkan untuk trigger, dijalankan secara implisit melalui perintah insert, delete atau update.
Manfaat
Manfaat trigger:
· Mengatur integritas dari constraint yang kompleks yang tidak mungkin ditangani oleh sintaks-sintaks pembuatan tabel.
· Mencegah transaksi yang tidak valid
· Memperbaiki keamanan database dengan menyediakan audit yang lebih kompleks mengenai informasi perubahan database dan user siapa yang melakukan perubahan.
· Secara otomatis memberi sinyal program lain untuk melakukan sesuatu jika isi tabel diubah.
Batasan
Trigger mempunyai batasan
· Tidak dapat menggunakan perintah commit dan rollback, selain itu juga tidak dapat memanggil procedure, function atau package yang menggunakan perintah commit dan rollback.
· Tidak dapat diimplementasikan pada kolom pada suatu tabel yang memilki constraint, jika pada akhirnya akan menyebabkan pelanggaran constraint. Biasanya terjadi akibat modifikasi pada primary key
Struktur Dasar Trigger
SINTAKS
CREATE [or replace] TRIGGER nama_trigger ( BEFORE|AFTER ) ( INSERT|UPDATE [OF nama_kolom,..]|DELETE )ON nama_tabel [FOR EACH ROW] [WHEN (kondisi)] DECLARE Deklarasi tipe data BEGIN Trigger body END; |
Contoh:
Create or replace trigger bef_upd_row_keuangan
update of donasi on keuangan à Trigger Event
Triggering Statement :
Update keuangan
set donasi=10000000
where nim=‘30108001’
Bagian Trigger | Keterangan | Nilai yang mungkin |
Trigger timing | Menunjukkan kapan trigger akan dieksekusi relatif terhadap suatu event. | BEFORE AFER INSTEAD OF |
Trigger event | Jenis manipulasi data pada tabel/view yang menyebabkan trigger terpacu. | INSERT UPDATE DELETE CREATE ALTER DROP STARTUP SHUTDOWN LOGOFF LOGON SERVERERROR SUSPEND … |
Trigger restriction (optional) | Batasan yang mengizinkan pengeksekusian trigger. | When (boolean value) |
Trigger type | Berapa kali body trigger dieksekusi. | ROW-level STATEMENT-level |
Trigger body | Berisi algoritma aksi yang akan dilakukan. | Blok PL/SQL |
Nama trigger sebaiknya dengan jelas mencerminkan table yang diaplikasikan, Perintah DML Trigger, status before/after, dan apakah row level atau statement level. Misalnya trigger BEFORE UPDATE dengan row level pada table KARYAWAN dapat diberi nama bef_upd_row_karyawan.
Triggering statement adalah statement/perintah yang menyebabkan trigger tereksekusi.
Jenis-jenis Trigger
1. Row-level dan Statement-level Trigger
Ketika membuat sebuah trigger, kita dapat menentukan berapa kali aksi trigger di dalamnya dieksekusi:
· Row-level trigger dieksekusi untuk setiap row yang dimanipulasi pada suatu transaksi. Dengan kata lain, row-level trigger mengerjakan trigger action satu kali untuk setiap row yang dimanipulasi. Penerapan trigger ini ditunjukkan oleh adanya klausa FOR EACH ROW. Row-level trigger berguna jika kode dalam trigger body bergantung pada setiap baris yang terpengaruh oleh triggering statement.
· Statement-level trigger dieksekusi satu kali pada saat transaksi, tanpa memperhatikan jumlah row yang terlibat. Misalnya, jika terdapat suatu transaksi yang memasukkan 1000 baris ke dalam tabel, maka statement-level trigger hanya akan dieksekusi sekali saja. Statement-level trigger berguna jika kode dalam trigger body tidak bergantung pada baris yang terpengaruh oleh triggering statement. Secara default trigger yang dibuat adalah statement-level trigger.
2. Before and After Trigger
Dalam pembuatan sebuah trigger kita dapat menentukan trigger timing yaitu apakah trigger body akan dieksekusi sebelum atau sesudah triggering statement dieksekusi.
Before trigger menjalankan trigger body sebelum event atau triggering statement. Oleh karena itu, trigger ini cocok digunakan untuk mendeteksi bagaimana event boleh dilanjutkan maupun tidak. After trigger menjalankan trigger action setelah event terjadi.
Kita mungkin akan berhubungan dengan data lama (old) dan data baru (new) yang terjadi dalam transaksi. Dalam trigger, dikenal istilah alias atau referensi, yaitu sejenis variabel yang menyimpan nilai dari suatu kolom dalam tabel. Alias terbagi menjadi dua, yaitu:
Untuk mendapatkan data baru pada sebuah tabel di dalam trigger body, dapat dilakukan dengan perintah sebagai berikut:
:new.nama_kolom |
Untuk mendapatkan data lama pada sebuah tabel di dalam trigger body, perintah yang digunakan:
:old.nama_kolom |
Referensi nilai kolom di trigger:
· insert (new.nama_kolom)
· update (new.nama_kolom dan old.nama_kolom)
· delete (old.kolom_name)
Before dan After trigger tidak dapat diimplementasikan pada view.
3. Instead Of Trigger
Instead of trigger hanya akan dieksekusi bagi view dan diaktivasi jika terjadi perubahan pada base table (tabel asli). Proses yang akan dilakukan oleh triggering statement akan digantikan oleh aksi pada trigger body.
4. System Event & User Event Trigger
Penggunaan trigger dapat dikelompokkan menurut event yang terjadi:
· System events
a. Database startup & shutdown
b. Server error message events
c. User events
· User logon and logoff
a. DDL statements (
CREATE
, ALTER
, and DROP
)b. DML statements (
INSERT
, DELETE
, and UPDATE
)Contoh 1:
Tabel T_HISTORY apabila ada user yang mengubah data pada tabel KEUANGAN. Siapa usernya beserta waktu pengubahan data dan keterangan.
Pertama buat dahulu tabel T_HISTORY dengan sintak dibawah ini:
SQL> CREATE TABLE T_HISTORY
(NAMA_USER VARCHAR2(9),
WAKTU VARCHAR2(25),
KET VARCHAR2(50));
Table created.
Langkah kedua adalah membuat trigger untuk keperluan di atas sintaksnya sebagai berikut:
CREATE OR REPLACE TRIGGER HISTORY_KEUANGAN AFTER INSERT OR DELETE ON KEUANGAN FOR EACH ROW BEGIN INSERT INTO T_HISTORY(NAMA_USER,WAKTU,KET) VALUES (USER, TO_CHAR(SYSDATE,'DD-MON-YYYY HH24:MI:SS'), 'Terjadi perubahan' ); dbms_output.put('TERJADI PENGUBAHAN PADA TABEL KEUANGAN'); END; |
Kemudian lakukan pengujian pada trigger di atas dengan mengisi data pada tabel keuangan dengan sintaks berikut:
SQL> INSERT INTO KEUANGAN VALUES ('30108001','10000000','lunas'); TERJADI PENGUBAHAN PADA TABEL KEUANGAN 1 row created. |
Untuk melihat tabel T_HISTORY, gunakan sintaks berikut:
SQL> select * from T_ HISTORY; NAMA_USER WAKTU KET --------- -------------------- --------------------- PELATIHAN 10-AUG-2003 21:34:45 Terjadi perubahan |
contoh 2 :
CREATE OR REPLACE TRIGGER BEF_UPD_MAHASISWA BEFORE UPDATE OF NAMA ON MAHASISWA FOR EACH ROW DECLARE VNAMA_BARU MAHASISWA.NAMA%TYPE; VNAMA_LAMA MAHASISWA.NAMA%TYPE; BEGIN VNAMA_BARU:= :NEW.NAMA; VNAMA_LAMA:= :OLD.NAMA; DBMS_OUTPUT.PUT_LINE(‘TELAH DIUPDATE’); DBMS_OUTPUT.PUT_LINE(‘NIM MAHASISWA : ‘||:OLD.NIM); DBMS_OUTPUT.PUT_LINE(‘NAMA MAHASISWA LAMA : ’|| VNAMA_LAMA); DBMS_OUTPUT.PUT_LINE(‘NAMA MAHASISWA BARU : ’|| VNAMA_BARU); END; |
Contoh 3 :
misal terdapat tabel STATUS_MHS untuk menyimpan status apakah donasi mahasiswa telah dilunasi
CREATE OR REPLACE TRIGGER AFT_INS_KEUANGAN AFTER INSERT ON KEUANGAN FOR EACH ROW WHEN (new.donasi > 0) DECLARE BEGIN IF INSERTING THEN UPDATE STATUS_MHS SET STATUS = ‘lunas’ WHERE NIM = :new.nim; END IF; END; |
Cascading Trigger
Suatu trigger bisa memicu dijalankannya trigger lain, sehingga terjadi operasi trigger berantai. Dalam cascading operation seperti ini, dapat terjadi kesalahan ORA-04091 atau table is mutating. Hal ini disebabkan karena ada trigger action yang mencoba melakukan operasi query terhadap tabel yang sedang dimodifikasi.
Untuk menghindari kesalahan seperti ini, maka trigger harus dimodifikasi agar tidak melakukan pengaksesan tabel yang sedang digunakan.
CREATE OR REPLACE TRIGGER aft_del_row_keuangan AFTER delete ON keuangan FOR EACH ROW DECLARE n number; BEGIN select count(distinct(nim)) into n from keuangan; dbms_output.put_line(‘jumlah mahasiswa yang memberi donasi sebanyak ’|| n); END; |
ketika dijalankan perintah berikut
SQL > delete keuangan
Where nim = ‘30108001’
Pasti akan muncul kesalahan bahwa tabel keuangan is mutating
Status Trigger
Untuk mengubah status sebuah trigger dijalankan sintaks berikut
Sintaks:
ALTER TRIGGER nama_trigger DISABLE | ENABLE; |
Keterangan:
DISABLE : untuk menonaktifkan trigger yang sudah dibuat
ENABLE : untuk mengaktifkan kembali trigger yang sudah di DISABLE.
Contoh :
Untuk men-disable trigger UPDATE_MAHASISWA, gunakan sintaks berikut:
ALTER TRIGGER UPDATE_MAHASISWA DISABLE; |
Untuk mangaktifkan atau menonaktifkan semua trigger yang diasosiasikan pada sebuah tabel dapat menggunakan sintaks:
ALTER TABLE nama_tabel [DISABLE|ENABLE] ALL TRIGGER ; |
Sedangkan untuk menghapus trigger digunakan perintah berikut :
Terimakasih..sangat bermanfaat
BalasHapusKalau ada materi lain ttg PL/SQL bisa tolong kirim ke email saya??
baragunawan2@gmail.com
Terimakasih sebelumnya
artikelnya lengkap. sangat membantu.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih sgt membantu
BalasHapusmakasih sudah share
BalasHapussolder uap portable digital